Feeds:
Posts
Comments

Earth Hour 2011

Dukung aksi global melawan perubahan iklim EARTH HOUR INDONESIA 2011! Matikan lampu selama 1 jam bersama jutaan penduduk dunia pada hari Sabtu, 26 maret 2011, pukul 20.30 – 21.30! Ubah Dunia, dalam 1 jam! Setelah 1 jam, jadikan Gaya Hidup!

STOP GLOBAL WARMING!

Steven ChuBaru-baru ini pemerintah Amerika melalui Menteri Energi AS Steven Chu mengatakan bahwa menghimbau untuk mengecat atap dengan warna putih yang merupakan pemantul cahaya dan disebut “energy-reflecting white” , hal ini merupakan hasil dari simposium perubahan iklim di London.

Read more…

STOP GLOBAL WARMING

Earth Hour

SENDIRI UNTUK BERSAMA

SETETES UNTUK SEMUA

SATU JAM UNTUK SELAMANYA


Setiap orang bisa membuat perubahan ! Jangan tunggu orang lain memulai, lakukan apa yang bisa Anda lakukan sekarang juga! Serentak di seluruh dunia, 35 negara, 26 kota besar, 370 kota dan lebih dari 10 juta orang akan bergerak dalam satu keselarasan. Apa itu?

Malam itu, mereka semua memadamkan lampunya selama 1 jam, pada jam 20.30 – 21.30 malam waktu setempat. Aksi ini menjadi sebuah kegiatan global yang dikenal dengan nama Earth Hour.

Earth Hour dimulai pada tahun 2007 dengan sebuah pertanyaan sederhana, bagaimana caranya menginspirasi orang untuk mengambil sebuah langkah nyata dalam masalah perubahan iklim? Jawabannya, mintalah penduduk Sidney untuk memadamkan lampunya selama satu jam. Hasilnya? Tanggal 31 Maret 2007, 2,2 juta penduduk dan 2100 pebisnis di Sydney turut ambil bagian dalam aksi tersebut. Lampu dipadamkan selama satu jam – yang disebut sebagai Earth Hour. Jika reduksi efek rumah kaca yang dicapai Sydney selama Earth Hour bisa bertahan selama satu tahun, maka itu akan sama dengan meniadakan 48.616 mobil dari jalan selama setahun.

Bergabungnya berbagai negara dalam Earth Hour tahun ini tentunya akan membawa dampak lebih besar lagi. Menurut direktur eksekutif Earth Hour Andy Ridley, “Earth Hour ini mencakup setiap orang dan setiap organisasi, mulai dari satu individu hingga sebuah perusahaan, yang bergabung bersama, berbagi problematika yang sedang dihadapi – perubahan iklim. Pemerintah dan perusahaan turut bergabung secara individual, kelompok agama, sekolah dan komunitas bergabung bersama dalam satu tujuan, membuat perubahan untuk sesuatu yang lebih baik. Sangat menakjubkan melihat begitu banyak dukungan dari seluruh dunia.”

Pada saat lampu dipadamkan dari rumah ke rumah, kota ke kota, saat kegelapan melanda, suara kita akan didengar oleh orang-orang yang masih punya kepedulian.

Bagaimana jika tidak? Untuk apa bergabung dengan aksi ini? Apakah benar bisa membuat perubahan? Jika Anda tidak yakin tindakan ini akan membawa perubahan, setidaknya yakinilah, Anda sedang menolong para astronom yang merayakan awal dari National-Dark Sky Week (NDSW). Tindakan untuk memadamkan lampu akan mengurangi polusi cahaya, dan itu hanya untuk seminggu. Tidakkah ada yang ingin berpartisipasi? Tujuan utama dari NDSW adalah membangun kesadaran akan efek dari polusi cahaya. Memang tidak mudah menghilangkan polusi cahaya di seluruh dunia. Namun, sama seperti Earth Hour, kita semua bisa membuat perubahan. Dan jika Anda ikut bergabung, percayalah, keindahan langit yang dihiasi gemerlap indahnya bintang akan dapat Anda nikmati.

Di Indonesia, ajakan dari pemerintah DKI Jakarta dikumandangkan lewat kilasan berita di Metro TV untuk turut ambil bagian dalam Earth Hour. Bagaimana dengan kota-kota lainnya? Sudahkah Anda ambil bagian? Saya sendiri menikmati keindahan langit dari halaman ketika turut ambil bagian dalam Earth Hour. Area sekitar memang masih cukup terang, namun pemadaman yang dilakukan tetap terlihat dampaknya. Langit terlihat indah dalam taburan bintang dan setidaknya, walau sejenak Bumi bisa bernapas lega.

Sabtu, 28 Maret 2009 pukul 20.30 – 21.30, Earth Our akan kembali dilangsungkan serempak. Matikan seluruh peralatan listtrik yang Anda miliki, mari bersama menjaga bumi dengan tangan ktia.

§ Satu jam untuk kebaikan selamanya §

Burung Beo Papua

Seperti burung isap madu Melipotes carolae Beehler & Prawiradilaga yang ditemukan scientist Conservation International di pegunungan foja Mamberamo pada ketinggian 1000 meter, keluarga burung sejenis inipun didapati mampu bertahan hidup di ketinggian 1500 sampai 3000 meter di atas permukaan air laut, di lembah Waa Papua. Honeyeater bird/burung pengisap madu ini, seluruh tubuhnya ditutupi bulu hitam dengan sedikit coklat keabu-abuan di bagian dada. Keindahan jengger kuning oranye disisi kanan kiri kelopak mata membuatnya cantik memancarkan paduan kontras corak khas Papua, hitam kuning. Panjang paruhnya yang hitam mengkilap sekitar 2 cm, lancip mirip paruh burung pipit dapat memastikan ia tergolong burung pengisap madu kembang hutan.

Read more…